Saturday 5 November 2011

Iklan Kaos


AYO SEGERA BELI LAH KAOS BOLA ARSENAL

PAKAI KAOS INI DIJAMIN TRENDY

BURUAN KAOS INI LIMITIED EDITION ^_^



Cyberbully

Pengertian Cyberbully

Cyberbully merupakan aksi di mana pelaku bertindak di luar batas kepada orang lain dengan cara mengirim atau memposting materi yang dapat merusak kredibilitas, menghina atau melakukan serangan sosial dalam berbagai bentuk, dengan memanfaatkan internet atau teknologi digital lainnya sebagai medianya. Medianya bisa berupa SMS, e-mail, status di facebook, twitter, chatroom dan sebagainya, baik yang melalui komputer ataupun ponsel.

Di sejumlah negara maju, cyberbullying jadi salah satu subyek yang mendapat perhatian cukup serius dari para orang tua dan guru. Mereka khawatir anak-anak yang sering berselancar di internet akan menjadi korban aksi tak bertanggung jawab ini. penyebab terjadinya cyberbullying bisa jadi karena dendam, kemarahan atau perasaan frustasi.
Bisa juga karena pelaku memang tidak punya kerjaan, sedangkan ‘mainan’ berbau teknologi banyak tersedia di sekeliling mereka jadinya iseng dan ingin mencari keributan. Atau bias jadi, pelaku adalah orang-orang yang di kehidupan nyatanya termasuk golongan ‘tidak dianggap’ atau tidak punya kekuatan, dengan melakukan cyber-bully mereka merasakan bagaimana rasanya jadi “orang yang berkuasa”. Hal yang sangat membahayakan dari cyberbully adalah, orang bisa merasa terlindung di balik anonimitas. Dan terbayangkan, ketika seseorang sudah berpikir ‘ah nggak ada yang tau ini’, maka dia bisa melakukan banyak hal .

Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Negara

SEBAGAI BAHASA NASIONAL

Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakan nya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya sebagai berikut :

“Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.”
2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya saja Buku, Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.
4. Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat

Bahasa Indonesia Lisan Ragam Pidato.

Bahasa Indonesia Lisan Ragam Pidato


A. PENDAHULUAN
Peranan pidato ,ceramah ,penyajian penjelasan lisan keada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan dating. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai massa, dan berhasil memasarkan ga gasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang lain. Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan ini,yang dapat merubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa.
Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat bila kemahiran itu dipergunakan untuk kemajuan masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang l ebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya,kahlian bicara itu dapat pula menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya yang sudah diperolehnya beratus-ratus tahun lamanya.
Tiap pendengar pasti datang dengan suatu motif tertentu. Motif atau sikap pendengar itu sebenarnya meruakan suatu kristalisasi yang telah terjadi dalam dirinya melalui pendidikan,pengalaman, dan pengaruh lingkungannya. Sebab itu sudah seharusnya bahwa disamping keharusan untuk mengetahui factor-faktor umum, pembicara harus mengetahui pula motif-motif yang sudah mengalami kristalisasi dalam hidup mereka itu. Dengan menghubungkan gagasan-gagasan yang terdapat dalam pokok pembicaraannya dengan sikap hidup para pendengar pembicara sudah mengamankan suatu segi yang harus diperhatikan yaitu mencari tahu apa yang menjadi perhatian mereka.Diantaranya :
v Sikap Pendengar : Dalam garis besarnya sikap para pendengar akan lahir dalam satu bentuk menaruh perhatian, atau sama sekali apatis terhadap topiknya, Sebaliknya terhadap pembicara sendiri,para pendengar dapat mengambil sikap bersahabat,bermusuhan, dan sikap angkuh.
v Sikap Apatis : Selalu timbul bila pendengar tidak melihat adanya hubungan antara pokok pembicaraan dan kepentingan atau persoalan hidup mereka.
v Sikap bersahabat,bermusuhan atau angkuh ditentukan oleh sika mereka terhadap pembicara sendiri,sejauh mana keintiman atau persahabatan mereka dengan pembicara,seberapa tinggi penghargaan mereka terhadap pembicara karena pengetahuan pembicara tentang topic yang dibawakan itu.
Disamping factor-faktor umum sebagai dikemukakan diatas, pembicara harus memperhatikan pula data-data khusus untuk lebih mendekatkan dirinya denga situasi pendengar yang sebenarnya. Data-data khusus tersebut meliputi :
v Pengetahuan pendengar mengenai topic yang dibawakan
v Minat dan keinginan pendengar : ada 4 motif pokok :
§ Tiap orang cenderung untuk menjaga keselamatan diri sendiri, dan rindukan kesehatan jasmaniah;
§ Tiap orang ingin menikmati kemerdekaan dan ingin bebas dari segala macam tekanan;
§ Tiap orang rga membela diri dari ancaman manapun, dan sadar akan harga dirinya;
§ Tiap orang ingin memperoleh kebahagiaan dan usia yang panjang.
Kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau dengan singkat enyajian lisan, bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar. Tetapi disamping itu menghendaki pula persyaratan-persyaratan lain misalnya : keberanian,tetai disamping itu ketenangan sikap di dean massa, sanggup mengadaka reaksi yang cepat dan tepat, sanggup menampilkan gagasan-gagasannya secra lancar dan teratur, dan memperlihatkan suatu sikap dan gerak-gerik yang tidak kaku